DEFINISI
Aritmia
Cordis adalah gangguan pembentukan impuls ( rangsangan ) dan atau konduksi di
setiap bagian di dalam jantung.
Premature Ventricular Contraction (
Extrasistole ventrikel / Ventrikel Premature Beats) adalah gangguan irama jantung
dimana timbul denyut jantung prematur yang berasal dari fokus yang terletak di
ventrikel.
EPIDEMIOLOGI DAN INSIDENSI
·
Jarang
pada infants atau anak – anak, tetapi insidensi meningkat seiring bertambahnya
usia
·
PVC
dapat mengenai pasien dengan atau tanpa kelainan jantung organik
·
PVC
muncul dengan frekuensi yang meningkat terutama pada pasien dengan kelainan
jantung organik seperti ischemik , penyakit katup jantung , dan juga idiopatik
kardiomiopati
·
PVC
dapat juga muncul pada intoksikasi obat misalnya intoksikasi digitalis ,
ataupun gangguan elektrolit seperti hipokalemia
·
Framingham
study menunjukkan bahwa insidensi lebih tinggi pada pria dibandingkan wanita
ETIOLOGI
·
Hipoksia
·
Ischemia
dan irritability
·
Stimulasi
simpatis : Hipertiroidisme
·
Obat
– obatan : Kuinidin, intoksikasi digitalis
·
Gangguan
elektrolit : Hipokalemia, hipokalsemia, hipomagnesemia
·
Bradicardia
·
Hipertrofi
atrium dan ventrikel
FAKTOR RESIKO
·
Usia
·
Jenis
kelamin
·
Kebiasaan
minum kopi, merokok , alkohol
·
Stres
·
Adanya
penyakit jantung organik
KLASIFIKASI
·
Klasifikasi ventriculare extrasistole
berdasarkan Lown :
- Class 0: absence ventricular extrasistoles at least 3 hours;
- Class I: premature ventricular extrasistoles, monomorphic and occasional, the occurrence is less than one ventricular extrasistole per minute or less than 30 ventricular extrasystoles per hour.
- Class II: frequent monomorphic ventricular extrasystoles, more than one ventricular extrasistole per minute or more than 30 ventricular extrasystoles per hour.
- Class IIIa: polymorphic ventricular extrasystoles (multifocal).
- Class IIIb: systematized ventricular extrasystoles (bigeminy, trigeminy).
- Class IVa: coupled repetitive ventricular extrasystoles (2 ventricular extrasystoles).
- Class IVb: repetitive triplets of ventricular extrasystoles (3 ventricular extrasystoles).
- Class V: R/T phenomena
·
Berdasarkan frekuensi
o
Frequent : 10
atau lebih VPCs/ jam(dengan holter monitor), 6 atau lebih/ menit
o
Occasional : <
dari 10 VPCs/ jam atau kurang dari 6 / menit
·
Berdasarkan hubungan dengan irama jantung yang
normal
o
Bigemini à
kompleks yang berpasangan ,VPCs setiap 1 irama normal
o
Trigemini à
setelah 2 irama normal
o
Quadrigeminià
setelah 3 irama normal
o
Couplet à
2 VPC yang berurutan
o
Nonsustained à
3 atau lebih VPC yang berurutan( kurang dari 30 detik)
·
Berdasarkan fokus
1. Banyaknya fokus
1. Unifokal/ unimorfik – irama berasal dari satu
focus, semua VPCs punya morfologi yang sama
2. Multifokal/ multimorfik – VPCs memiliki lebih
dari 1 morfologi dan mungkin berasal dari lebih dari satu sisi
2. Tempat
asal fokus
1. Ventrikel kiri
2. Ventrikel kanan
3. Berhubungan dengan penyakit jantung
1. Tidak ada (idiopathic)
2. Adanya penyakit jantung structural
PATOGENESIS DAN PATOFISIOLOGI
Secara
umum ada 3 mekanisme terjadinya aritmia , termasuk aritmia ventrikel , yaitu :
·
Automaticity
o
Terjadi karena adanya percepatan aktivitas
fase 4 dari potensial aksi jantung
o
Aritmia ventrikel karena automaticity biasanya
terjadi pada keadaan akut dan kritis seperti infark miokard akut , gangguan
elektrolit , gangguan keseimbangan asam basa dan juga tonus simpatis yang
meningkat
·
Reentry
o
Mekanisme aritmia ventrikel yang paling sering
o
Biasanya disebabkan oleh kelainan kronis
seperti infark miokard lama atau kardiomiopati dilatasi , pada keadaan ini
dapat terjadi kematian mendadak
o
Kondisi – kondisi yang dapat menyebabkan
reentry :
§ Panjang jarak
yang harus ditempuh impuls mengelilingi lingkaran re-entry
§ Kecepatan
konduksi impuls yang berkurang
§ Periode refrakter
otot berkurang banyak
·
Triggered activity
o
Adanya kebocoran ion positif ke dalam sel
sehingga terjadi lonjakan potensial pada akhir fase 3 atau awal fase 4 dari
aksi potensial jantung. Bila lonjakan cukup bermakna , maka dapat terjadi aksi
potensial baru. Keadaan ini disebut juga after depolarization. Triggered
activity terjadi jika keadaan depolarisasi sebelumnya belum mengalami
repolarisasi sempurna sebelum terjadi depolarisasi lagi.
GEJALA KLINIK
Keluhan
– keluhan yang sering timbul :
·
Palpitasi
, detak jantung sering berhenti / meloncat , letih , lemas , cepat lelah ,
kesadaran menurun, kejang , dsb
·
Keluhan
lain sesuai penyakit dasar , komplikasi dan faktor presipitasi ( sesak , nyeri
dada, stroke, dll )
·
Palpitasi
dapat ditandai oleh heart rate yang irregular dan cepat, umumnya disebabkan
oleh adanya ektopik beats ( denyut ektopik ) , seperti pada PAC dan PVC
DASAR DIAGNOSIS
(Skenario)
DIAGNOSIS KERJA
Premature
Ventricular Contraction Bigeminy
PEMERIKSAAN PENUNJANG
·
EKG
o
Pada
PVC : morfologi QRS bizzare, lebar > 0,12 second , gel T berlawanan arah
dengan QRS
·
Ambulatory
monitoring
o
Untuk
memonitor EKG dalam jangka waktu yang lama
·
Holter
monitor
o
Menggunakan
media digital / tape untuk merekam 3 -5 lead dari EKG secara kontinous selama
24 – 48 jam
o
Berguna
untuk mendiagnosis gejala yang bersifat frekuen, dan juga untuk diagnosis
disfungsi SA node ( mis : Sick Sinus Syndrome) atau juga AV block yang
intermittent
PENATALAKSANAAN
Tujuan Terapi Aritmia
secara umum :
·
Menurunkan
aktivitas pacemaker ektopik
·
Memodifikasi
konduksi atau kerefrakteran pada sirkuit re-entry untuk menggagalkan terjadinya
gerakan sirkus
·
Pada
PVC , indikasi utama terapi adalah untuk mengurangi keluhan pasien
Non Farmakologi
·
Hentikan
/ kurangi minum kopi
·
Psikoterapi
·
Hentikan
obat diet ( Amfetamin )
o
Amfetamin
: obat adrenergik , berefek anoreksik , efek samping dapat berupa sakit kepala
, palpitasi , pusing , gangguan vasomotor
·
Hindari
merokok dan juga alkohol
·
Terapi
ablasi . Menurut ACC/AHA/ESC 2006 dapat dilakukan pada :
o
Pasien
dengan frekuen , simptomatis , monomorfik PVC yang refrakter dengan terapi
medikamentosa
o
Pasien
yang menghindari /menolak terapi medikamentosa jangka panjang
·
Pemasangan
Implantable Cardioverter Defibrilator ( ICD )
o
Indikasi
pemasangan ICD adalah pasien dengan resiko sudden death yang tinggi, misalnya
pasien dengan PVC yang frekuen , muncul pasca infark dengan penurunan fungsi
fraksi ejeksi ( < 35%) atau kardiomiopati dilatasi
·
Vagal
Manuver
Farmakologi
·
Penatalaksanaan untuk keadaan akut
mencari dan mengobati penyebab (
misalnya hipoksia, hipokalemia, hipomagnesemia )
·
Penatalaksanaan jangka panjang
KELAS
|
MEKANISME KERJA
|
OBAT
|
I
|
Penyekat
Channel Na
|
|
A
|
Depresi sedang fase 0 , konduksi
lambat (2+) , memanjangkan repolarisasi
|
Kuinidin , Prokainamid, Disopiramid
|
B
|
Depresi minimal fase 0, konduksi
lambat (0-1+), mempersingkat repolarisasi
|
Lidokain, Meksiletin , Fenitoin,
Tokainid
|
C
|
Depresi kuat fase 0, konduksi lambat
(3+-4+) , efek ringan terhadap repolarisasi
|
Enkainid, Flekainid, Indekainid,
Propafenon
|
II
|
Beta
Bloker
|
Propranolol, asebutolol, esmolol
|
III
|
Prolong
Repolarisation
|
Amiodaron, Bretilium, Ibutilid
|
IV
|
Calcium
Channel Blocker
|
Diltiazem , Verapamil
|
|
|
|
·
Penyekat
Channel Na Kelas IA
o
Menghambat
arus masuk ion Na , menekan depolarisasi pada fase 0, dan juga memperlambat
kecepatan konduksi serabut purkinje sehingga memanjangkan repolarisasi
o
Penggunaan
terapi :
§ Efektif untuk pengobatan jangka
pendek dan jangka panjang
§ Bermanfaat untuk pengobatan
paroksismal atrial takikardi
§ Efektif untuk pengobatan jangka
panjang depolarisasi prematur ventrikel dan takikardi ventrikel atau untuk
pencegahan fibrilasi ventrikel.
§ Tidak digunakan untuk pengobatan
ventrikular takikardi yang menetap dan aritmia yang disebabkan digitalis ,
karena efek toksiknya mudah timbul.
o
Dosis
dan Sediaan
§ Kuinidin : dosis oral , 3 -4 kali ,
200 – 300 mg , untuk pasien dengan kontraksi atrium atau ventrikel prematur
atau untuk terapi pemeliharaan
·
Penyekat
Channel Na Kelas IB
o
Mekanisme
kerja mirip dengan IA , tetapi berlawanan dengan kelas IA, obat kelas IB
mempercepat repolarisasi membran
o
Penggunaan
terapi :
§ Lidokain : efektif terhadap aritmia
ventrikel yang disebabkan oleh infark miokard, bedah jantung terbuka, digitalis
§ Fenitoin : digunakan untuk aritmia
atrium dan ventrikel yang disebabkan oleh digitalis
§ Tokainid dan Meksiletin : untuk
pengobatan aritmia ventrikel
·
Penyekat
Channel Na Kelas IC
o
Berafinitas
tinggi terhadap channel Na di sarkolema ( membran sel ). Paling poten dalam
memperlambat konduksi dan menekan arus masuk Na ke dalam sel.
o
Enkainid
dan flekainid telah digunakan dalam praktek , sedangkan propafenon dan
indekainid sedang dalam penelitian
·
Beta
Blocker
o
Meningkatkan
arus masuk ion K, dan pada dosis tinggi menekan arus masuk ion Na , dikenal
sebagai efek stabilisasi membran
o
Penggunaan
terapi :
§ Propranolol terutama digunakan untuk
pengobatan takiaritmia supraventrikel.
§ Propranolol merupakan obat pilihan
yang paling baik untuk pengobatan depolarisasi prematur ventrikel yang
simptomatis pada pasien yang tidak berpenyakit jantung organik
·
Prolong
Repolarisation
o
Mempunyai
efek memperpanjang lama potensial aksi dan masa refrakter efektif serabut purkinje
juga serabut otot ventrikel.
o
Penggunaan
terapi :
§ Bretilium : untuk pengobatan aritmia
ventrikel yang mengancam jiwa yang gagal diobati dengan obat antiaritmia lini
pertama seperti lidokain atau prokainamid.
§ Amiodaron : sangat efektif untuk
berbagai aritmia . Namun efek samping sering terjadi dan meningkat secara nyata
setelah 1 tahun pengobatan , dapat mengenai berbagai organ dan dapat membawa
kematian
·
Calcium
Channel Blocker
o
Menghambat
channel Ca, dan juga perlambatan konduksi di AV node. Verapamil adalah satu –
satunya CCB yang dipasarkan sebagai antiaritmia sedangkan manfaat diltiazem
masih dalam penelitian.
o
Penggunaan
terapi :
§ Obat pilihan pertama pada serangan
akut paroksismal atrial takikardia.
§ Dapat berguna untuk aritmia dengan
hipertensi
·
Pasien
dengan PVC yang simptomatis dan tanpa kelainan jantung organik dapat diberikan beta blocker. Misalnya
Atenolol ( 25 – 100 mg/ hari ) atau metoprolol ( 50 – 200 mg/ hari ). Selain
itu pada pasien tanpa kelainan jantung organik ini , terapi ditujukan pada yang
non farmakologi , seperti menghentikan kebiasaan minum kopi , merokok, stres ,
dll. Pada pasien PVC yang simptomatis , selain dapat diberi Beta blocker ,
dapat juga diberi CCB ( Verapamil , diltiazem ).
PENCEGAHAN
·
Hindari
faktor – faktor pemicu misalnya kopi , merokok , alkohol , stres
KOMPLIKASI
·
Ventricular
Tachycardi
·
Ventricular
Fibrilation
·
Sudden
Cardiac Death
mungkinkah penderita PVC dengan frekuensi rata-2 6 kali per menit dapat disembuhkan dengan obat2an?
BalasHapus