A.
Definisi
Diare
akut : diare yang berlangsung
kurang dari 15 hari
Diare
kronik
: diare yang berlangsung lebih dari 15 hari.
B.
Etiologi
Diare Acute
Infeksi
|
1. Enternal
|
·
Bakteri: Shigella sp, E.coli patogen,Salmonella sp,Vibrio cholera,Yersinia
entero colytica, Campylobacter
jejuni,V.parahaemoliticus,V.NAG.,Staphylococcus aureus,Streptococcus,Klebsiella,Pseudomonas,Aeromonas,Proteus,dll
· Virus:
Rotavirus,Adenovirus,Norwalk virus,
Norwalk like virus,cytomegalovirus,echovirus,virus HIV.
· Parasit : -Protozoa: Entamoeba histolytica,Giardia
lamblia,Cryptosporidium parvum,Balantidium coli
· Worm: A. Lumbricoides,cacing tambang,Trichuris trichiura,S.stercoralis,dll
· Fungus : Kandida/
moniliasis
|
2. Parenteral: E. Coli,Shigella
Makanan:
· Intoksikasi makanan:
Makanan beracun atau mengandung logam berat,makanan
mengandung bakteri atau toksin : S.aureus
· Alergi : susu sapi
· Malabsorpsi: karbohidrat
: monosakarida(glukosa,laktosa,galaktosa),
disakarida(sakarosa,laktosa),lemak:rantai panjang trigliserida, protein: asam
amino tertentu, protein intolerence,cows milk,vitamin,dan mineral
|
Imunodefisiensi:
hipogamaglobulinemia,panhipogamaglobulinemia
|
Terapi obat:
antibiotik,kmoterapi
|
Tindakan tertentu :
gastrektomi, dosis tinggi terapi radiasi
|
Lain-lain: neuropati
autonomik
|
Diare Chronic
Infeksi Bakteri
|
Kerusakan Epitel Usus
|
Gangguan imunologik
|
C.
Epidemiologi
Pada
penelitian diare akut pada 123 pasien di RS Persahabatan dari 1 Nopember 1993
s.d 30 April 1994,didapatkan sebagai berikut:
Etiologi
|
Frekuensi (%)
|
E. coli
Vibrio cholerae Ogawa
Aeromonas sp
Shigella flexneri
Salmonella sp
Entamoeba histolytica
Ascaris lumbricoides
Rotavirus
Candida sp
Vibrio NAG
Trichuris trichiura
Plesiomanas shigelloides
Ancylostoma duodenalis
Blastocystis hominis
|
38.29
18.29
14.29
6.29
5.71
5.14
3.43
2.86
1.71
1.14
1.14
0.57
0.57
0.57
|
D.
Faktor Risiko
1.
Baru
saja berpergian/melancong: ke negara berkembang,daerah tropis,kelompok
perdamaian dan pekerja sukarela,orang yang suka berkemah(dasar berair)
2. Makanan atau keadaan makan
yang tidak biasa: makanan laut dan shell fish,terutama yang mentah. Restoran
dan rumah makan cepat saji,banket dan piknik
3. Homoseksual,pekerja
seks,pengguna obat intervena,resiko infeksi HIV,sindrom usus homoseks
4. Baru saja menggunakan obat
antimikroba pada institusi: institusi kejiwaan/mental,rumah sakit.
E.
Klasifikasi Dehidrasi
Berdasarkan
klasifikasi dehidrasi WHO, maka dehidrasi dibagi tiga menjadi dehidrasi ringan,
sedang, atau berat.
1. Dehidrasi Ringan
Tidak ada
keluhan atau gejala yang mencolok. Tandanya anak terlihat agak lesu, haus, dan
agak rewel.
2. Dehidrasi Sedang
Tandanya
ditemukan 2 gejala atau lebih gejala berikut:
·
Gelisah,
cengeng
·
Kehausan
·
Mata cekung
·
Kulit keriput,
misalnya kita cubit kulit dinding perut, kulit tidak segera kembali ke posisi
semula.
3. Dehidrasi berat
Tandanya
ditemukan 2 atau lebih gejala berikut:
·
Berak cair
terus-menerus
·
Muntah
terus-menerus
·
Kesadaran
menurun, lemas luar biasa dan terus mengantuk
·
Tidak bisa
minum, tidak mau makan
·
Mata cekung,
bibir kering dan biru
·
Cubitan kulit
baru kembali setelah lebih dari 2 detik
·
Tidak kencing 6
jam atau lebih/frekuensi buang air kecil berkurang/kurang dari 6 popok/hari.
·
Kadang-kadang
dengan kejang dan panas tinggi
F.
Patogenesis
Penyakit diare pada anak biasanya
sering disebabkan oleh rotavirus. Virus ini menyebabkan 40-60% dari kasus diare
pada bayi dan anak. Potogenesis diare yang disebabkan oleh rotavirus dapat diuraikan sebagai berikut:
a. Virus
masuk kedalam tubuh bersama makanan dan minuman
b. Virus
sampai kedalam sel epitel usus halus dan menyebabkan infeksi serta
jonjot-jonjot (villi) usus halus.
c. Sel-sel
epitel usus halus yang rusak diganti oleh enterosit yang baru yang berbentuk
kuboid atau sel epitel gepeng yang belum matang. Sehingga fungsinya masih belum
baik.
d. Villi-villi
mengalami atrofi dan tidak dapat mengabsorpsi cairan dan makanan dengan baik.
e. Cairan
makanan yang tidak terserap dan tercerna akan meningkatkan tekanan koloid
osmotik usus.
f. Terjadi
hiperperistaltik usus sehingga cairan beserta makanan yang tidak terserap
terdorong keluar usus melalui anus, sehingga terjadi diare.
Pada infeksi virus Rota, sitoplasma
enterosit kemasukan virus, sehingga terjadi kerusakan brush border yang
menyebabkan turunnya aktivitas enzim laktase dan terjadinya intoleransi laktose
sebagai diare osmotik.
Diare
osmotik : disebabkan osmolalitas intralumen lbh tinggi dari dlm serum. Hal ini
tjd pd intoleransi laktosa, obat laksatif, obat antasid
H.
Gejala Klinik
Gejala klinis yang didapat pada
diare akibat Rotavirus antara lain :
Ø BAB cair 5
- 10 x/hari.
Ø Volume
tinja banyak, warna kuning-hijau, konsisten cair, tidak ada darah, tidak
berbau, tidak berbuih.
Ø Masa tunas
12 - 72 jam.
Ø Lamanya
sakit ± 5 - 7 hari.
Ø Sering
terjadi pada musim dingin.
Ø Panas.
Ø Sering
mual-muntah.
Ø Nyeri perut,
tenesmus.
Ø Ditemukan
virus dalam tinja.
Penderita
dengan kasus ringan gejalanya berla
ngsung selama 3-5 hari, kemudian sembuh sempurna. Diare karena Adenovirus cenderung ringan dan sembuh sendiri. Gejalanya meliputi demam ringan, tinja cair, muntah dan kadang-kadang ada gejala-gejala pernafasan.
ngsung selama 3-5 hari, kemudian sembuh sempurna. Diare karena Adenovirus cenderung ringan dan sembuh sendiri. Gejalanya meliputi demam ringan, tinja cair, muntah dan kadang-kadang ada gejala-gejala pernafasan.
I.
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan
darah lengkap (hemoglobin, hematokrit,
leukosit, hitung jenis leukosit).
Pemriksaan
Urinalisis (BJ, endapan)
Ureum dan
kreatinin. Untuk memeriksa adanya
kekurangan volume cairan dan mineral tubuh.
Pemeriksaan
tinja. Untuk melihat adanya leukosit dalam tinja
yang menunjukkan adanya invasi bakteri, adanya telur cacing dan parasit dewasa.
Foto X-Ray
abdomen.
Biopsi Usus
Halus. dengan adanya :
a.
pemendekan jonjot usus
b.
infiltrasi sel radang pada lamina propria
c.
mitokondria membengkak
d.
mikrovilli / brush border tidak teratur dan
jatang
EKG untuk menilai deplesi elektrolit (biasanya
kalium).
Rapid
antigen tests, salah satunya dengan enzyme
immunoassay (EIA).
Ssensitivitas dan spesifik lebih dari 98 % atau latex agglutination test yang
kurang sensitif dibanding EIA. Antibodi
anti rotavirus yaitu imunoglobulin A dan M diekresikan difeses setelah hari
pertama terinfeksi rotavirus. Tes antibodi masih positif sampai 10 hari setelah
infeksi pertama dan dapat lebih lama lagi jika terjadi infeksi berulang. Oleh
karena itu pemeriksaan tes antibodi dapat digunakan untuk mendiagnosa
rotavirus.
ELISA
(Enzym-linked immunosorbent assay) untuk
mendeteksi giardiasis.
Test serologic
amebiasis
Radiologis.
Pada foto polos abdomen dapat dijumpai pengapuran (kalsifikasi) di daerah
pankreas yang menunjukkan kemungkinan adanya pankreatitis kronik,umumnya
peminum alkohol yang berat biasanya menderita diare dengan steatorea.
Barium meal.
Dapat dijumpai adanya fistula gastrokolik yang disebabkan karsinoma lambung dan
tungkak peptik kronik.Barium follow through:dapat dijumpai adanya kelainan
radiologis penyakit Crohn usus halus dan divertikulosis jejunum.Barium
enema:dapat menunjukkan kelainan kolon antara lain:skip lesion ditambah tukak
apthosa pada penyakit Crohn,filling defect pada karsinoma kolon,spasme pada
sindrom kolon iritabel,gambaran tidak adanya haustre disertai tumpukan bubur
barium pada kolitis.
Kolonoskopi.
Pemeriksaan kolonoskopi dapat dianjurkan pada sangkaan adanya colitis walaupun
hasil foto kolon dengan kontras ganda menunjukkan gambaran yang
normal.koloskopi masih dianjurkan pada sangkaan adanya proses peradangan
kolon,karena dengan kolonoskopi kita bisa melihat seluruh kolon bahkan sampai
ileum terminal dan biopsi jaringan.
J.
DIAGNOSIS BANDING
1.
Diare akut
et causa Rotavirus
Penyebab utama diare pada anak-anak terutama usia < 2
tahunm, Dipengaruhi musim, diduga faktor kelembaban yang
rendah menaikkan survival virus.Klasifikasi :
5 spesies A-E
2 spesies sementara F & G
Berdasarkan antigenic epitopes pada internal structural
protein VP6.
Dapat dideteksi menggunakan immunofluorenscence,
Enzyme-Linked ImmunoSorbent Assay (ELISA), dan immune electron microscopy
(IEM).
Rotavirus grup A paling sering patogen pada manusia.
Berdasar metaanalisis di seluruh dunia, setiap anak minimal
mengalami diare satu kali setiap tahun. Dari setiap lima pasien anak yang
datang karena diare, satu di antaranya akibat rotavirus. Kemudian, dari 60 anak
yang dirawat di rumah sakit akibat diare satu di antaranya juga karena
rotavirus. Di Indonesia, sebagian besar diare pada bayi dan anak disebabkan
oleh infeksi rotavirus.
Patogenesis
Rotavirus menginfeksi sel pada villi intestinum tenue .
Kemudian bermultiplikasi di enterosit sitoplasma dan merusak mekanisme
transportasinya. Satu encoded protein rotavirus, NSP4, merupakan enterotoksin
virus dan menginduksi sekresi lewat memicu signal transduction pathway. Sel
yang rusak bisa mengelupas ke lumen intestinum dan melepaskan sejumlah besar
virus, yang tampak pada feses (dapat mencapai 1010 partikel per gram
feses). Ekskresi virus terjadi pada hari ke 2-12 pada pasien yang sehat tapi
dapat lebih pada penderita malnutrisi. Diare yang disebabkan oleh rotavirus
dapat mempengaruhi absorpsi sodium dan glukosa karena sel rusak pada vili
digantikan oleh nonabsorbing immature crypt cell. Membutuhkan waktu 3-8 minggu
sampai kembali ke fungsi normal.
Gambaran Klinis
1. Inkubasi:
1-4 hari.
2. respon thd infeksi
rotavirus bervariasi:
mulai dari subklinis,
diare ringan s/d berat bahkan dpt mengakibatkan kematian.
3. Gambaran utama:
◦
Demam (>380C).
◦
Konsistensi feses cair.
◦
Dehidrasi.
◦
Muntah.
4. Biasanya: berat pd infant &
anak balita, tetapi kurang berat pd neonatus dan dewasa.
5. Lama gejala: 4-5 hari.
6. Virus shedding: 6-10 hari.
Diagnosis
Melihat manifestasi klinis
akibat infeksi rotavirus.
Deteksi virus atau
antigennya atau respon antibodi.
Deteksi Virus:
◦
EM, highly specific (relatively less sensitive)
◦
Dgn RT-PCR.
Deteksi antigen pd feses: ELISA, highly specific.
Deteksi antibody (IgA and IgG): ELISA.
2.
ETEC (Entero Toxigenic E. coli)
ETEC adalah E. coli patogen
penyebab utama diare akut dengan dehidrasi pada anak-anak dan orang dewasa di
negara-negara yang mempunyai 2 musim maupun 3 musim. ETEC menghasilkan
enterotoksin yang menyebabkan ter-jadinya ekskresi cairan elektrolit tubuh
sehingga timbul diare dengan dehidrasi. ETEC tidak menyebabkan atau
sedikit mengubah struktur dalam mukosa usus
Manifestasi klinik:
·
Diare cair yang mendadak
·
Nyeri abdomen
·
Nausea
·
Muntah
·
Sedikit atau tidak adanya demam
Penyembuhan dapat terjadi dalam beberapa hari. Infeksi ini
mempunyai pengaruh yang tidak baik pada status nutrisi bayi. Komplikasi utama
adalah komplikasi akibat dehidrasi dan kehilangan elektrolit:
·
Renjatan hipovolemik
·
Hipokalemi
·
Hipoglikemi
·
Intoleransi laktosa sekunder
·
Kejang
3.
INTOLERANSI
LAKTOSA
Ketidakmampuan sistem pencernaan tubuh untuk mencerna
laktosa karena kurangnya enzim pencernaan yaitu laktase dalam usus.
Klasifikasi:
1.
congenital : diturunkan dari generasi ke generasi, bayi
tersebut akan intoleran terhadap laktosa pada ASI ibunya sendiri sehingga akan
terjadi diare sejak lahir.
2.
primer : secara normal, tubuh memproduksi lactase dalam
jumlah besar pada kelahiran dan balita, saat susu menjadi sumber utama nutrisi.
Produksi ini akan berkurang jika sumber makanan kita mulai bervariasi dan
kurangnya asupan susu.
3.
sekunder : produksi lactase berkurang setelah seseorang
mengalami penyakit, operasi pada usus. Keadaan ini hanya akan berlangsung
beberapa waktu dan akan pulih tetapi jika disebabkan oleh penyakit jangka
panjang maka akan bersifat permanent.
Patogenesis-patofisiologi
Laktosa yang tidak terhidrolisis à masuk ke usus besar àefek osmotic àpenarikan air ke lumen usus
àvolume feses meningkat à diare. Bakteri kolon juga
meragikan laktosa à menghasilkan asam laktat
dan asam lemakà merangsang colon à
meningkatkan pergerakan usus
Gejala klinik
§
diare
§
kram perut
§
flatulensi
§
muntah (anak-anak)
§
perut tidak nyaman
L.
Penatalaksanaan
- Pemberian cairan oral sedini mungkin pada awal diare untuk :
-
Mencegah dehidrasi
-
Mengobati dehidrasi
- Pemberian makanan, ASI diteruskan selama diare dan masa penyembuhan.
® makanan
harus mudah dicerna dan rendah serat, porsi sedikit-sedikit, tapi frekuensi
sesering mungkin.
- Tidak menggunakan obat anti diare
Penggunaan
antibiotika hanya untuk :
-
disentriform diare ( Shigella, Giardia
lamblia, Amoeba)
-
Tersangka kolera
Anti diare
Menghentikan diare secara cepat
(Antispasmodik : papaverin, ekstrak beladona, dsb)
® memperburuk keadaan karena
cairan terkumpul di lumen usus, dilatasi usus, overgrowth bakteri, ileus
paralitik.
- Suplementasi Zinc
- Petunjuk efektif bagi ibu tentang
-
Cara merawat anak diare di rumah
-
Tanda untuk membawa anak kembali berobat
-
Cara mencegah diare di masa yang akan datang
1. Rehidrasi
Rehidrasi sesuai derajat dehidrasi
–Tanpa dehidrasi à rencana
terapi A
–Dengan dehidrasi tak berat à rencana
terapi B
–Dengan dehidrasi berat à rencana
terapi C
RENCANA
TERAPI A UNTUK MENGOBATI DIARE DI RUMAH
(penderita diare tanpa dehidrasi)
(penderita diare tanpa dehidrasi)
GUNAKAN CARA INI
UNTUK MENGAJARI IBU:
·
Teruskan mengobati
anak diare di rumah
·
Berikan terapi awal
bila terkena diare
MENERANGKAN
EMPAT CARA TERAPI DIARE DI RUMAH
1. BERIKAN ANAK
LEBIH BANYAK CAIRAN DARIPADA BIASANYA UNTUK MENCEGAH DEHIDRASI
· Gunakan cairan rumah tangga yang dianjurkan, seperti oralit, makanan yang
cair (seperti sup, air tajin) dan kalau tidak ada air matang gunakan larutan
oralit untuk anak, seperti dijelaskan dalam kotak di bawah (Catatan: jika anak
berusia kurang dari 6 bulan dan belum makan makanan padat lebih baik diberi
oralit dan air matang daripada makanan cair).
· Berikan larutan ini sebanyak anak mau, berikan jumlah larutan oralit
seperti di bawah.
· Teruskan pemberian larutan ini hingga diare berhenti.
2.
BERI
TABLET ZINC
· Dosis zinc untuk anak-anak:
· Anak di bawah umur 6 bulan : 10 mg(1/2 tablet) per hari
· Anak di atas umur 6 bulan : 20 mg (1 tablet) per hari
· Zinc diberikan selama 10 han berturut-turut, meskipun anak telah sembuh
dari diare.
·
Cara pemberian
tablet zinc:
· Untuk bayi, tablet zinc dapat dilarutkan dengan air matang, ASI, atau
oralit. Untuk anak-anak yang lebih besar, zinc dapat dikunyah atau dilarutkan
dalam air matang atau oralit.
· Tunjukkan cara penggunaan tablet zinc kepada orang tua atau wali anak dan
meyakinkan bahwa pemberian tablet zinc harus diberikan selama 10 hari
berturut-turut meskipun anak sudah sembuh.
3.
BERI ANAK MAKANAN UNTUK MENCEGAH KURANG GIZI
·
Teruskan ASI
·
Bila anak tidak
mendapatkan ASI berikan susu yang biasa diberikan. Untuk anak kurang dan 6
bulan atau belum mendapat makanan padat, dapat diberikan susu.
·
Bila anak 6 bulan
atau lebih atau telah mendapat makanan padat:
·
Berikan bubur, bila
mungkin campur dengan kacang-kacangan, sayur, daging, atau ikan. Tambahkan 1
atau 2 senclok the minyak sayur tiap porsi.
·
Berikan sari buah
atau pisang halus untuk menambahkan kalium.
·
Berikan makanan
yang segar. Masak dan haluskan atau tumbuk makanan dengan balk.
·
Bujuklah anak untuk
makan, berikan makanan sedikitnya 6 kali sehari.
·
Berikan makanan
yang sama setelah diare berhenti, dan berikan porsi makanan tambahan setiap
hari selama 2 minggu.
4. BAWA ANAK
KEPADA PETUGAS KESEHATAN BILA ANAK TIDAK MEMBAIK DALAM 3 HARI ATAU MENDERITA SEBAGAI BERIKUT :
·
Buang air besar
cair lebih sering
·
Muntah terus
menerus
·
Rasa haus yang
nyata
·
Makan atau minum
sedikit
·
Demam
·
Tinja berdarah
5.
ANAK HARUS DIBERI ORALIT DI RUMAH APABILA:
·
Setelah mendapat
Rencana Terapi B atau C.
·
Tidak dapat kembali
kepada petugas kesehatan bila diare memburuk.
·
Memberikan oralit
kepada semua anak dengan diare yang dating ke petugas kesehatan merupakan
kebijakan pemerintah.
JIKA AKAN DIBERIKAN LARUTAN ORALIT DI RUMAH, MAKA PERLU DIPERLUKAN
ORALIT DENGAN FORMULA BARU
Formula oralit baru
yang berasal dari WHO dengan komposisi sebagai berikut:
Natrium :
75 mmol/L
Klorida :
65 mmol/L
Glukosa, anhidrous : 75 mmol/L
Kalium : 20 mmol/L
Sitrat :
10 mmol/L
Total Osmolaritas : 245 mmol/L
KETENTUAN
PEMBERIAN ORALIT FORMULA BARU:
· Beri ibu 2 bungkus oralit formula baru.
· Larutkan 1 bungkus orallt formula baru dalam 1 liter air matang, untuk
persediaan 24 jam.
· Berikan larutan oralit pada anak setiap kali buang air besar, dengan
ketentuan sebagai berikut :
· Untuk anak berumur kurang dari 2 tahun: berikan 50 sampai 100 ml tiap
kali buang air besar.
· Untuk anak berumur 2 tahun atau lebih: berikan 100 sampai 200 ml tiap
kali buang air besar.
· Jika dalam waktu 24 jam persediaan larutan oralit masih tersisa, maka
sisa larutan itu harus dibuang.
TUNJUKKAN
KEPADA IBU CARA MEMBERIKAN ORALIT
· Berikan satu sendok teh tiap 1-2 menit untuk anak dibawah umur 2 tahun.
· Berikan beberapa teguk dari gelas untuk anak yang lebih tua.
· Bila anak muntah, tunggulah 10 menit. Kemudian berikan cairan lebih lama
(misalnya satusendok tiap 2-3 menit).
· Bila diare berlanjut setelah oralit habis, beritahu ibu untuk memberikan
cairan lain sepertidijelaskan dalam cara pertama atau kembali kepada petugas
kesehatan untuk mendapatkan tambahan oralit.
RENCANA
TERAPI B UNTUK MENGOBATI DIARE DI RUMAH
(penderita diare dengan dehidrasi tak berat)
(penderita diare dengan dehidrasi tak berat)
Pada dehidrasi tak
berat, cairan rehidrasi oral diberikan dengan pemantauan yang dilakukan di
Pojok Upaya Rehidrasi Oral selama 4-6 jam.
Ukur jumlah
rehidrasi oral yang akan diberikan selama 4 jam pertama
Jika anak minta
minum lagi, berikan.
·Tunjukkan
kepada orang tua bagaimana cara memberikan rehidrasi oral
·
Berikan minum
sedikit demi sedikit
·
Jika anak muntah,
tunggu 10 menit lalu lanjutkan kembali
rehidrasi oral pelan-pelan
·
Lanjutkan ASI
kapanpun anak meminta
·Setelah
4 jam :
·
Nilai ulang derajat
dehidrasi anak
·
Tentukan
tatalaksana yang tepat untuk melanjutkan terapi
·
Mulai beri makan
anak di klinik
·Bila
ibu harus pulang sebelum selesai rencana terapi B
· Tunjukkan jumlah oralit yang harus dihabiskan dalam terapi 3 jam di
rumah.
· Berikan oralit untuk rehidrasi selama 2 hari lagi seperti dijelaskan
dalam Rencana Terapi A.
·
Jelaskan 4 cara
dalam Rencana Terapi A untuk mengobati anak di rumah
- Berikan
anak lebih banyak cairan daripada biasanya
- Beri
tablet zinc
- Beri
anak makanan untuk mencegah kurang gizi
- Kapan
anak harus dibawa harus kembali kepada petugas kesehatan
RENCANA
TERAPI C
Oralit lama vs Oralit Baru
Oralit Lama
|
Oralit Baru
|
Untuk
Kolera
|
Untuk
kolera dan non kolera
|
Risiko
hipernatremia pada non kolera
|
Dibuat
karena banyak laporan hipernatremia
|
Osmolaritas
lebih tinggi
|
Osmolaritas
lebih rendah
|
Kandungan
•Natrium
sebanyak 90 mmol/L
•Kalium 20
mmol/L
•Sitrat 10
mmol/L
•Klorida
80 mmol/L
•Glukosa
111 mmol/L
•Dengan
total osmolaritas 311 mmol/L
|
Kandungan
•Natrium
75 mmol/L
•Kalium 20
mmol/L
•Klorida
65 mmol/L
•Sitrat 10
mmol/L
•Glukosa
75 mmol/L
•Total
osmolaritas 245 mmol/L
|
2. Peberian nutrisi
· Tetap
diteruskan sesuai umur anak à menu sama
pada anak sehat
· Makanan
harus mudah dicerna & rendah, porsi sedikit-sedikit tapi frekuensi sering
· ASI tetap
diteruskan à frekuensi
lebih sering dari biasanya
· Tujuan à mencegah
gizi buruk
· Adanya
perbaikan nafsu makan à fase
kesembuhan
3. Obat antimikroba
A. Pengobatan
Empirik diindikasikan pada pasien yang diduga mengalami infeksi bakteri
invasif, diare turis atau (travelers diarrhea) atau imunosupresif.
Obat Pilihan : Kuinolon
(misalnya Ciprofloksasin 500mg 2x/hr selama 5-7 hr) obat ini baik thdp. Bakteri
patogen invasif termasuk Campylobacter, Shigella, Salmonella, Yersinia, dan
Aeromonas species.
Alternatif :
Kotrimoksazol (Trimetropim atau Sulfametoksazol, 160/800 mg 2x/hr, atau
eritromisin 250-500 mg 4x/hr.
Giardiasis : Metronidazol 250mg 3x/hr selama
7 hari
Profilaksis : Quinolon (Ciprofloksasin
500mg/hr).
B. Pengobatan
patogen spesifik a.l. Vibrio cholerae, Clostridium difficile, Parasit,
Traveller’s diarrheae dan infeksi karena penyakit seksual.
Obat pilihan : Clostridium
difficile,metronidazol oral 25-500mg 4x/hr selama 7-10hr
Obat Alternatif :
fankomisin. Pasien yang tidak dapat mentoleransi pemberian per oral diberikan
metronidazol IV.
4.
Suplementasi
Zinc
· Pemberian
zinc
– Mengurangi lama dan beratnya diare
– Mencegah berulangnya diare selama 2-3 bulan
– Mengembalikan nafsu makan anak
•
Dosis zinc untuk anak
– Anak di bawah umur 6 bulan : 10 mg(1/2
tablet) per hari
– Anak di atas umur 6 bulan : 20 mg (1
tablet) per hari
•
Diberikan selama 10-14 hari berturut-turut meskipun anak sudah sembuh dari diare
• Zinc berperan :
– Antioksidan
– Penguat sistem imun
– Aktivasi limfosit T
– Menjaga
keutuhan epitel usus
5.
Nasihat
Kepada Orang Tua
• Kembali segera jika
– Demam
– Tinja berdarah
– Muntah berulang
– Makan atau minum sedikit
– Anak sangat haus
– Diare makin sering
– Belum membaik dalam 3 hari
A.
Pencegahan
• Pencegahan diare
1. Pemberian ASI selama 4-6 bln pertama
2. Memperbaiki cara penyapihan
Berikan
makanan sapihan yang bersih & bergizi mulai usia 4-6 bln.
3. Menggunakan air bersih untuk minum dan
penyedian makanan.
4. Mencuci tangan dengan sabun / air mengalir
5. Menggunakan jamban tertutup
6. Membuang tinja bayi secara baik dan benar
7. Imunisasi campak
Untuk
anak usia >9 bln yang belum menderita campak
• Pencegahan dehidrasi
1. Bagaimana mencampur oralit
2. Bagaimana memberikan oralit
3. Cairan rumah tangga yang lain
4. Meneruskan pemberian ASI (Paling sedikit
untuk 1 tahun pertama)
5. Pemberian makanan sebelum dan sesudah
diare
6. Kapan harus kembali
7. Tanpa dehidrasi
B.
Komplikasi
1.
Dehidrasi
2. Gangguan keseimbangan elektrolit &
asam basa
3. Ganguan sirkulasi -> syok hipovolemik
4. Hipoglikemia -> terutama pada anak
5. Gangguan gizi
6. Gagal ginjal akut (GGA)
7. Kejang -> karena demam,
hipo/hipernatremi, hipoglikemia, asidosis metabolik, GGA
8. Protein enteropati
Ada Obat Herbal Alami yang aman & efektif. Untuk Panggilan Cure Total +2349010754824, atau email dia drrealakhigbe@gmail.com Untuk Janji dengan (Dr.) AKHIGBE hubungi dia. Pengobatan dengan Obat Herbal Alami. Untuk: Demam Berdarah, Malaria. Menstruasi yang Nyeri atau Tidak Teratur. HIV / Aids. Penderita diabetes. Infeksi vagina. Keputihan Vagina. Gatal Dari Bagian Pribadi. Infeksi payudara. Debit dari Payudara. Nyeri & Gatal pada Payudara. Nyeri perut bagian bawah. Tidak Ada Periode atau Periode Tiba-tiba Berhenti. Masalah Seksual Wanita. Penyakit Kronis Tekanan Darah Tinggi. Rasa sakit saat berhubungan seks di dalam Pelvis. Nyeri saat buang air kecil. Penyakit Radang Panggul, (PID). Menetes Sperma dari Vagina Serta Untuk jumlah sperma rendah. Penyakit Parkinson. Lupus. Kanker. TBC Jumlah sperma nol. Bakteri Diare.Herpatitis A&B, Rabies. Asma. Ejakulasi cepat. Batu empedu, Ejakulasi Dini. Herpes. Nyeri sendi. Pukulan. Ereksi yang lemah. Erysipelas, Tiroid, Debit dari Penis. HPV. Hepatitis A dan B. STD. Staphylococcus + Gonorrhea + Sifilis. Penyakit jantung. Pile-Hemorrhoid. Rematik, tiroid, Autisme, pembesaran Penis, Pinggang & Nyeri Punggung. Infertilitas Pria dan Infertilitas Wanita. Dll. Ambil Tindakan Sekarang. hubungi dia & Pesan untuk Pengobatan Herbal Alami Anda: +2349010754824 dan kirimkan email ke drrealakhigbe@gmail.com Catatan Untuk Pengangkatan dengan (Dr.) AKHIGBE. Saya menderita kanker selama setahun dan tiga bulan meninggal karena sakit dan penuh patah hati. Suatu hari saya mencari melalui internet dan saya menemukan kesaksian penyembuhan herpes oleh dokter Akhigbe. Jadi saya menghubungi dia untuk mencoba keberuntungan saya, kami berbicara dan dia mengirimi saya obat melalui jasa kurir dan dengan instruksi tentang cara meminumnya. . Saya tidak benar-benar tahu bagaimana itu terjadi tetapi ada kekuatan dalam pengobatan herbal Dr Akhigbe. Dia adalah dokter jamu yang baik.
BalasHapus